Alat Kesehatan merupakan salah satu sektor pasar dengan potensial terbaik di Indonesia. Termasuk gambaran pasar dan data perdagangan. Dengan populasi sekitar 270 juta jiwa, Indonesia memiliki kebutuhan yang sangat besar terhadap supplier alat kesehatan.
Indonesia menawarkan peluang besar bagi para supplier alat kesehatan. Perawatan kesehatan merupakan salah satu prioritas dalam agenda pembangunan nasional Indonesia. Pemerintah pusat dan daerah terus membangun dan memodernisasi fasilitas kesehatan.
Mereka berencana melengkapi puskesmas dengan fasilitas rawat inap dan meningkatkan kualitas layanan di semua provinsi di Indonesia. Kebutuhan alat kesehatan di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat pada tahun 2017-2022 dengan peningkatan sebesar 9,6% atau sekitar 150 trilliun rupiah pada tahun 2022.
Meski pun terjadi perlambatan ekonomi yang menyebabkan turunnya daya beli dan kemampuan ekonomi masyarakat, namun jumlah rumah sakit dan klinik di Indonesia terus meningkat. Hal ini disebabkan karena pemerintah mendorong partisipasi sektor swasta untuk ikut serta dalam berinvestasi dalam pembangunan rumah sakit di Indonesia.
Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia, saat ini terdapat sekitar 3000 rumah sakit di Indonesia, di mana sekitar 2000 rumah sakit dikelola oleh swasta dan 1000 lainnya dikelola oleh sektor pemerintah. Semua angka ini mencerminkan besarnya kebutuhan akan alat kesehatan terbaru untuk layanan kesehatan yang berkualitas tinggi.
Para pelaku utama industri rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan swasta di Indonesia yang membutuhkan supplier alat kesehatan berkualitas antara lain adalah Siloam Hospitals yang merupakan bagian dari Lippo Group, Mayapada group, Omni Group, dan Sinar Mas Group serta laboratorium Prodia. Untuk Siloam sendiri, kini Siloam mengoperasikan puluhan rumah sakit dan klinik di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu, pelaku utama laboratorium swasta di Indonesia juga memperluas operasinya dalam hal kapasitas dan keberadaan di berbagai kota di Indonesia. Enam pemain utama industri laboratorium swasta di Indonesia tersebut adalah Kimia Farma, Cito, Parahita, Prodia, Pramita, dan BioMedika.
Prodia sebagai Rantai laboratorium swasta terbesar di Indonesia kini mengoperasikan sekitar 300 outlet yang terdiri dari 140 laboratorium klinik, 5 klinik spesialis, 140 layanan Point of Care (POC), dan 15 laboratorium rumah sakit. Prodia bahkan mesih merencanakan untuk membuka puluhan gerai baru kedepannya.
Kehadiran BPJS Kesehatan tentunya memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan bisnis rumah sakit dan klinik karena program tersebut secara tidak langsung meningkatkan jumlah pasien. Sejak diberlakukannya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014, jumlah fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan telah mencapai hingga kurang lebih 2100 rumah sakit, 8000 Puskesmas, 1200 dokter gigi, 200 klinik besar, 400 laboratorium, 5500 klinik kecil, 1100 optik dan 2500 apotek.
Mengingat bahwa banyak rumah sakit dan klinik sedang dikembangkan untuk menjangkau daerah yang lebih terpencil, maka diharapkan kebutuhan akan jasa supplier alat kesehatan juga akan bertumbuh mengikuti pertumbuhan fasilitas kesehatan di Indonesia.