Uncategorized

Persiapan Sebelum Berangkat Haji

Pergi Haji ke Baitullah adalah dambaan semua insan beriman. Allah Ta’ala telah menetapkan Haji merupakan satu dari lima rukun Islam yang ada, bahkan merupakan kewajiban bagi kita semua yang telah Allah berikan kemampuan, baik harta, fisik dan mahram bagi kaum muslimat sekalian.

Ibadah Haji adalah perjalanan yang panjang, jika anda mendaftar pada program Haji Reguler Pemerintah Republik Indonesia, selama kurang lebih 40 hari anda akan berada di kota Makkah dan madinah. Apabila anda mendaftar pada program Haji Furoda, biasanya anda akan berada di Makkah dan Madinah selama 25 sampai dengan 30 hari.

Segala macam bekal tentunya perlu anda siapkan untuk perjalanan tersebut, agar ibadah haji anda semakin khusyu, keluarga yang ditinggalkan tenang, dan meraih haji yang mabrur. In Syaa Allah.

Berikut ini artikel dari rumaysho.com Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, tentang beberapa persiapan anda sebelum Safar Ibadah Haji dan Umroh.

  1. Sholat Istikharah, memohon petunjuk kepada Allah mengenai waktu safar, kendaraan yang digunakan, teman perjalanan dan arah jalan.“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengajari para sahabatnya shalat istikhoroh dalam setiap urusan. Beliau mengajari shalat ini sebagaimana beliau mengajari surat dari Al Qur’an. HR. Bukhari no. 7390.
  2. Perbanyak Taubat, yaitu meminta ampunan pada Allah dari segala macam maksiat, mintalah maaf kepada orang lain atas tindak kezholiman yang pernah dilakukan, dan minta dihalalkan jika ada muamalah yang salah dengan sahabat atau lainnya.
  3. Menyelesaikan berbagai persengketaan, seperti menunaikan utang pada orang lain yang belum terlunasi sesuai kemampuan, menunjuk siapa yang bisa menjadi wakil tatkala ada utang yang belum bisa dilunasi, mengembalikan barang-barang titipan, mencatat wasiat, dan memberikan nafkah yang wajib bagi anggota keluarga yang ditinggalkan.2 Hal-hal ini perlu disiapkan karena kita tidaklah tahu ajal kita kapan menjemput. Boleh jadi saat safar, malaikat maut datang menjemput. Allah Ta’ala berfirman, dalam QS. Luqman: 34 yang artinya:“ Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ”

    Melakukan safar atau perjalanan bersama tiga orang atau lebih. Sebagaimana hadits,“ Satu pengendara (musafir) adalah syaithan, dua pengendara (musafir) adalah dua syaithan, dan tiga pengendara (musafir) itu baru disebut rombongan musafir. ”3 Yang dimaksud dengan syaithan di sini adalah jika kurang dari tiga orang, musafir tersebut sukanya membelot dan tidak taat.4 Namun larangan di sinibukanlah haram (tetapi makruh) karena larangannya berlaku pada masalah adab. (Lihat perkataan Ath Thobari yang dibawakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari, 6/53)

  4. Mencari teman perjalanan yang baik. Carilah orang yang mengerti agama sebagai teman di perjalanan. Karena hal itu merupakan salah satu faktor yang membuat kita diberi petunjuk oleh Allah dan juga menyebabkan diri terjaga dari berbuat kesalahan selama dalam perjalanan.
  5. Mengangkat pemimpin dalam rombongan safar yang mempunyai akhlaq yang baik, akrab, dan punya sifat tidak egois. Juga mencari teman-teman yang baik dalam perjalanan. Adapun perintah untuk mengangkat pemimpin ketika safar adalah,

    إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِى سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

    “Jika ada tiga orang keluar untuk bersafar, maka hendaklah mereka mengangkat salah satu di antaranya sebagai ketua rombongan.” (HR. Abu Daud no. 2609)

  6. Hendaklah melakukan safar pada waktu terbaik. Dianjurkan untuk melakukan safar pada hari Kamis sebagaimana kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Safar di Hari Kamis

    Dari Ka’ab bin Malik, beliau berkata,

    “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju perang Tabuk pada hari Kamis. Dan telah menjadi kebiasaan beliau untuk bepergian pada hari Kamis. ” (HR. Bukhari no. 2950)

    Safar di Waktu Pagi

    Dianjurkan pula untuk mulai bepergian pada pagi hari karena waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah. Sebagaimana do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada waktu pagi,

    اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

    “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606 dan At Tirmidzi no. 1212)

    Safar di Waktu DuljahSebagian ulama mengatakan bahwa duljah bermakna awal malam. Ada pula yang mengatakan maknanya adalah seluruh malam karena melihat kelanjutan hadits. Jadi dapat kita maknakan bahwa perjalanan di waktu duljah adalah perjalanan di malam hari13. Perjalanan di waktu malam itu sangatlah baik karena ketika itu jarak bumi seolah-olah didekatkan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ

    “Hendaklah kalian melakukan perjalanan di malam hari, karena seolah-olah bumi itu terlipat ketika itu.” (HR. Abu Daud no. 2571, Al Hakim dalam Al Mustadrok 1/163, dan Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro 5/256.)

  7. Shalat dua raka’at ketika hendak pergi. Sebagaimana terdapat dalam hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ مَخْرَجِ السُّوْءِ وَإِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ مَدْخَلِ السُّوْءِ

    “ Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah .” (HR. Al Bazzar, hadits ini shahih)

  8. Berpamitan kepada keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan.Do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang hendak bersafar adalah,

    أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

    “Astawdi’ullaha diinaka, wa amaanataka, wa khowaatiima ‘amalik (Aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhirmu kepada Allah)”.  (HR. Abu Daud no. 2600, Tirmidzi no. 3443 dan Ibnu Majah no. 2826)

  9. ketika keluar rumah dianjurkan membaca do’a:

    بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

    “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa hawla wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada-Nya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya)20.

    Atau bisa pula dengan do’a:

    اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عليَّ

    “Allahumma inni a’udzu bika an adhilla aw udholla, aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw ajhala aw yujhala ‘alayya” [Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzholimi diriku atau dizholimi orang lain, dari kebodohan diriku atau dijahilin orang lain] 21.

    Ingin tahu selengkapnya.
    Yuk KLIK: https://rumaysho.com/1890-persiapan-sebelum-safar.html

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *